DIAGNOSIS PENYAKIT TUMBUHAN
Bercak Daun di sertai Hallo |
Definisi Penyakit Tumbuhan Definisi Penyakit Tumbuhan
Kondisi dimana sel & jaringan tanaman tidak berfungsi secara normal, yang ditimbulkan karena gangguan secara terus menerus oleh agen patogenik atau faktor lingkungan (abiotik) dan menimbulkan gejala tertentu.
Istilah diagnosis banyak digunakan baik pada dunia kedokteran manusia, hewan, maupun dalam dunia penyakit tumbuhan. Diagnosis merupakan proses identifikasi penyakit, sehingga ditemukan nama penyakitnya. Identifikasi dapat dilakukan terhadap gejala yang timbul maupun terhadap penyebab penyakit. Diagnosis merupakan sebuah proses, yang berarti membutuhkan waktu. Penyakit-penyakit yang pernah dilaporkan dalam pustaka, relatif mudah dan cepat dalam diagnosis. Penyakit-penyakit yang belum pernah dilaporkan dalam pustaka relatif sulit dan proses diagnosisnya memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena harus dilakukannya postulat Koch.
Pentingnya Diagnosis
Diagnosis merupakan proses yang sangat penting. Hasil diagnosis akan menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman. Kegagalan suatu diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian. Sebagai contah klasik dikemukakan oleh Fry (1982) pada pertanaman bit gula dipinggiran kota New York terjadi masalah kekerdilan tanaman. Dugaan awal kekerdilan tersebut disebabkan oleh karena kekurangan hara. Namun ternyata aplikasi pemupukan tidak menyelesaikan masalah. Konsultasi dengan ahli penyakit tanaman menyimpulkan bahwa tanaman terserang oleh nematoda Heterodera schachtii. Dengan demikian diagnosis yang baik harus memiliki efektivitas yang tinggi. Disamping itu diagnosis juga harus cepat. Keterlambatan hasil diagnosis karena berbagai hal dapat menyebabkan penyakit sudah berkembang pesat, sehingga hasil tidak dapat diselamatkan. Disamping efektif dan cepat, diagnosis juga harus murah. Biaya diagnosis yang mahal tidak akan terjangkau oleh petani kecil, sehingga mereka enggan pergi ke klinik untuk memeriksakan tanaman.
Postulat Koch
Dalam Postulat Koch dijelaskan bahwa mikroorganisme dikatakan sebagai penyebab penyakit bila memenuhi kriteria berikut
(1) mikroorganisme penyebab penyakit selalu berasosiasi dengan gejala penyakit yang bersangkutan,
(2) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat diisolasi pada media buatan secar murni,
(3) mikroorganisme penyebab penyakit hasil isolasi harus dapat menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakitnya, apabila diinokulasikan, dan
(4) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat direisolasi dari gejala yang timbul hasil lnokulasi.
Postulat Koch ini oleh Smith (1906) dimodifikasi, untuk parasit obligat, tidak perlu pada media buatan, tetapi harus dapat dibiakkan secara murni sekalipun pada inang.
Metode Ilmiah
Salah satu kelemahan Postulat Koch adalah sering memerlukan waktu yang sangat lama, sehingga cara ini lebih banyak dipakai untuk penyakit-penyakit yang belum pernah dilaporkan dalam pustaka. Penyakit-penyakit yang pernah dilaporkan dalam pustaka akan lebih praktis apabila menggunakan metode lain. Fry (1982) menggunakan metode ilmiah dalam melakukan diagnosis.
Observasi
Tidak seperti pada penyakit manusia, orang satu persatu mendatangi dokter untuk didiagnosis, tetapi petani pemilik yang harus aktif. Di negara-negara yang pertaniannya kurang maju bahkan petugas pemerintah yang harus aktif. Pada penyakit tanaman yang harus diperhatikan tidak per individu, tetapi dalam populasi. Pada umumnya petani/petugas memeriksakan tanamannya kalau menunjukkan gejala yang khas. Namun perlu dibiasakan pemeriksaan dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh, apakah terjadi kehilangan hasil. Dengan demikian perlu dilakukan observasi yang mendalam, tidak hanya terhadap gejala pada tanaman, tetapi juga pada cuaca, media tanah dan hara, air dan bahan kimia yang dipaka, serta cara budidaya (form 1). Dari observasi akan dapat diketahui apa yang menjadi persoalan, apa yang menjadi pertanyaan. Mengapa tanaman ini banyak yang kerdil, mengapa tanaman itu banyak yang layu? Juga bisa menjadi pertanyaan mengapa komoditas ini produksinya rendah? Dalam pengelolaan penyakit tanaman yang baik persoalan yang menjadi kunci rendahnya produksi harus dapat diketahui. Dalam banyak hal yang menyebabkan rendahnya produksi tidak hanya penyakit tertentu, tetapi beberapa penyakit. Sebagai contoh hasil observasi adalah menemukan masalah tanaman tomat mengalami kelayuan. Pertanyaan yang timbul adalah mengapa tanaman tomat mengalami kelayuan?
Hipotesis
Dari pertanyaan mengapa tanaman tomat mengalami kelayuan tentu tanpa memandang fakta yang ada akan terdapat banyak jawaban sementara yang disebut hipotesis. Tetapi dengan menggunakan fakta yang ada setiap hipotesis secara langsung dapat diuji kebenarannya. Hipotesis tanaman tomat layu karena kekurangan air dapat ditolak secara langsung karena fakta yang ada menunjukkan musim penghujan. Dengan demikian akhirnya hanya akan ada satu jawaban sementara yang spesifik. Jawaban sementara inilah yang perlu diuji kebenarannya dengan melakukan analisis. Dari contoh dapat ditarik hipotesis tanaman tomat layu karena terserang oleh jamur F. oxysporum f.sp. lycopersici.
Pengujian Hipotesis/Analisis
Analisis yang dilakukan didasarkan pada pustaka. Dalam pustaka ada dua hal yang penting perlu dibuktikan kebenarannya yaitu gejala dan tanda. Dalam hal tertentu untuk gejala yang khas hanya dimiliki oleh penyakit tertentu, maka kehadiran patogen tidak diperlukan. Namun dalam banyak kasus, beberapa penyakit memiliki gejala yang sama, sehingga kehadiran patogen diperlukan. Pada hipotesis tanaman tomat layu karena terserang oleh jamur F. oxysporum f.sp. lycopersici, tentu yang perlu hadir adala gejala layu dan jamur tersebut.
Hipotesis Diterima atau Direvisi
Hipotesis diterima kalau yang ada adalah, baik gejala layu maupun F. oxysporum f.sp. lycopersici. Kalau ternyata jamur tidak ditemukan maka hipotesis tersebut harus ditolak dan selanjutnya perlu dilakukan revisi berdasarkan fakta baru yang muncul. Hipotesis yang baru kemudian diuji kembali sampai diperoleh hipotesis yang diterima. Hipotesis yang diterima selanjutnya menjadi hasil diagnosis.
GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN :
Merupakan respon dari tumbuhan terhadap infeksi (yang bisa diukur), misalnya respirasi yang meningkat, fotosintesis menurun, dst Penyakit tertentu dapat dibedakan dengan penyakit lain berdasarkan gejala. Gejala juga dapat berbeda bergantung pada lingkungan, varietas dari inang dan ras patogen. Gejala selalu berubah dengan berkembangnya penyakit karena penyakit adalah suatu proses yang dinamik. Sindrom adalah urutan atau seri dari gejala penyakit.
Gejala Khas
Gejala khas banyak ditemukan pada patogen tertentu. Jamur Colletotrichum spp. pda umumnya menyebabkan gejala antraknosa dan Alternaria spp. menyebabkan gejala bercak target.
PENGAMATAN GEJALA PENYAKIT DAPAT DIBEDAKAN MENJADI DUA YAITU
1. Gejala primer : Gejala yang timbul segera dan langsung tampak. Pada umumnya penyebab penyakit sangat dekat dengan jaringan tanaman yang rusak.
2. Gejala Skunder : Gejala yang timbul jauh dari jaringan tanaman yang diserang. Gerjala Skunder muncul sebagai akibat dari serangan gejala primer.
Misalnya penyakit busuk akar dan busuk batang pada kacang tanah yang disebabkan oleh tanah yang disebabkan oleh Sclerotium rolfsii : Busuk akar & batang merupakan gejala primer merupakan gejala primer Layu daun merupakan gejala sekunder. Disini Fungi Sclerotium rolfsii menyerang akar dan leher batang tanaman sehingga bagian tanaman yang diserang ( Akar dan leher batang ) menjadi rusak ini adalah gejala primer. Sebagai akibat dari kerusakan akar dan leher batang tanaman tanaman menjadi layu. Kelayuan ini yang disebut gejala skunder.
Bagaimana memahami pengertian tanda, pengertian gejala, tipe gejala, dan mekanisme timbulnya gejala Penyakit Pada Tumbuhan
A. Gejala Penyakit
Kelainan/penyimpangan dari keadaan normal tanaman akibat adanya gangguan penyebab penyakit, dan gejala dapat dilihat dengan mata telanjang.
Berdasarkan sifatnya, ada 2 tipe gejala:
a). Gejala lokal -> Gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak atau kanker.gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar)
bercak daun disertai dengan hallo
b). Gejala sistemik -> Kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaic, belang maupun layu.gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil)
Kondisi dimana sel & jaringan tanaman tidak berfungsi secara normal, yang ditimbulkan karena gangguan secara terus menerus oleh agen patogenik atau faktor lingkungan (abiotik) dan menimbulkan gejala tertentu.
Istilah diagnosis banyak digunakan baik pada dunia kedokteran manusia, hewan, maupun dalam dunia penyakit tumbuhan. Diagnosis merupakan proses identifikasi penyakit, sehingga ditemukan nama penyakitnya. Identifikasi dapat dilakukan terhadap gejala yang timbul maupun terhadap penyebab penyakit. Diagnosis merupakan sebuah proses, yang berarti membutuhkan waktu. Penyakit-penyakit yang pernah dilaporkan dalam pustaka, relatif mudah dan cepat dalam diagnosis. Penyakit-penyakit yang belum pernah dilaporkan dalam pustaka relatif sulit dan proses diagnosisnya memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan karena harus dilakukannya postulat Koch.
Pentingnya Diagnosis
Diagnosis merupakan proses yang sangat penting. Hasil diagnosis akan menentukan keberhasilan suatu pengelolaan penyakit tanaman. Kegagalan suatu diagnosis akan menyebabkan kegagalan dalam tahap pengendalian. Sebagai contah klasik dikemukakan oleh Fry (1982) pada pertanaman bit gula dipinggiran kota New York terjadi masalah kekerdilan tanaman. Dugaan awal kekerdilan tersebut disebabkan oleh karena kekurangan hara. Namun ternyata aplikasi pemupukan tidak menyelesaikan masalah. Konsultasi dengan ahli penyakit tanaman menyimpulkan bahwa tanaman terserang oleh nematoda Heterodera schachtii. Dengan demikian diagnosis yang baik harus memiliki efektivitas yang tinggi. Disamping itu diagnosis juga harus cepat. Keterlambatan hasil diagnosis karena berbagai hal dapat menyebabkan penyakit sudah berkembang pesat, sehingga hasil tidak dapat diselamatkan. Disamping efektif dan cepat, diagnosis juga harus murah. Biaya diagnosis yang mahal tidak akan terjangkau oleh petani kecil, sehingga mereka enggan pergi ke klinik untuk memeriksakan tanaman.
Postulat Koch
Dalam Postulat Koch dijelaskan bahwa mikroorganisme dikatakan sebagai penyebab penyakit bila memenuhi kriteria berikut
(1) mikroorganisme penyebab penyakit selalu berasosiasi dengan gejala penyakit yang bersangkutan,
(2) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat diisolasi pada media buatan secar murni,
(3) mikroorganisme penyebab penyakit hasil isolasi harus dapat menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakitnya, apabila diinokulasikan, dan
(4) mikroorganisme penyebab penyakit harus dapat direisolasi dari gejala yang timbul hasil lnokulasi.
Postulat Koch ini oleh Smith (1906) dimodifikasi, untuk parasit obligat, tidak perlu pada media buatan, tetapi harus dapat dibiakkan secara murni sekalipun pada inang.
Metode Ilmiah
Salah satu kelemahan Postulat Koch adalah sering memerlukan waktu yang sangat lama, sehingga cara ini lebih banyak dipakai untuk penyakit-penyakit yang belum pernah dilaporkan dalam pustaka. Penyakit-penyakit yang pernah dilaporkan dalam pustaka akan lebih praktis apabila menggunakan metode lain. Fry (1982) menggunakan metode ilmiah dalam melakukan diagnosis.
Observasi
Tidak seperti pada penyakit manusia, orang satu persatu mendatangi dokter untuk didiagnosis, tetapi petani pemilik yang harus aktif. Di negara-negara yang pertaniannya kurang maju bahkan petugas pemerintah yang harus aktif. Pada penyakit tanaman yang harus diperhatikan tidak per individu, tetapi dalam populasi. Pada umumnya petani/petugas memeriksakan tanamannya kalau menunjukkan gejala yang khas. Namun perlu dibiasakan pemeriksaan dilakukan berdasarkan hasil yang diperoleh, apakah terjadi kehilangan hasil. Dengan demikian perlu dilakukan observasi yang mendalam, tidak hanya terhadap gejala pada tanaman, tetapi juga pada cuaca, media tanah dan hara, air dan bahan kimia yang dipaka, serta cara budidaya (form 1). Dari observasi akan dapat diketahui apa yang menjadi persoalan, apa yang menjadi pertanyaan. Mengapa tanaman ini banyak yang kerdil, mengapa tanaman itu banyak yang layu? Juga bisa menjadi pertanyaan mengapa komoditas ini produksinya rendah? Dalam pengelolaan penyakit tanaman yang baik persoalan yang menjadi kunci rendahnya produksi harus dapat diketahui. Dalam banyak hal yang menyebabkan rendahnya produksi tidak hanya penyakit tertentu, tetapi beberapa penyakit. Sebagai contoh hasil observasi adalah menemukan masalah tanaman tomat mengalami kelayuan. Pertanyaan yang timbul adalah mengapa tanaman tomat mengalami kelayuan?
Hipotesis
Dari pertanyaan mengapa tanaman tomat mengalami kelayuan tentu tanpa memandang fakta yang ada akan terdapat banyak jawaban sementara yang disebut hipotesis. Tetapi dengan menggunakan fakta yang ada setiap hipotesis secara langsung dapat diuji kebenarannya. Hipotesis tanaman tomat layu karena kekurangan air dapat ditolak secara langsung karena fakta yang ada menunjukkan musim penghujan. Dengan demikian akhirnya hanya akan ada satu jawaban sementara yang spesifik. Jawaban sementara inilah yang perlu diuji kebenarannya dengan melakukan analisis. Dari contoh dapat ditarik hipotesis tanaman tomat layu karena terserang oleh jamur F. oxysporum f.sp. lycopersici.
Pengujian Hipotesis/Analisis
Analisis yang dilakukan didasarkan pada pustaka. Dalam pustaka ada dua hal yang penting perlu dibuktikan kebenarannya yaitu gejala dan tanda. Dalam hal tertentu untuk gejala yang khas hanya dimiliki oleh penyakit tertentu, maka kehadiran patogen tidak diperlukan. Namun dalam banyak kasus, beberapa penyakit memiliki gejala yang sama, sehingga kehadiran patogen diperlukan. Pada hipotesis tanaman tomat layu karena terserang oleh jamur F. oxysporum f.sp. lycopersici, tentu yang perlu hadir adala gejala layu dan jamur tersebut.
Hipotesis Diterima atau Direvisi
Hipotesis diterima kalau yang ada adalah, baik gejala layu maupun F. oxysporum f.sp. lycopersici. Kalau ternyata jamur tidak ditemukan maka hipotesis tersebut harus ditolak dan selanjutnya perlu dilakukan revisi berdasarkan fakta baru yang muncul. Hipotesis yang baru kemudian diuji kembali sampai diperoleh hipotesis yang diterima. Hipotesis yang diterima selanjutnya menjadi hasil diagnosis.
GEJALA PENYAKIT TUMBUHAN :
Merupakan respon dari tumbuhan terhadap infeksi (yang bisa diukur), misalnya respirasi yang meningkat, fotosintesis menurun, dst Penyakit tertentu dapat dibedakan dengan penyakit lain berdasarkan gejala. Gejala juga dapat berbeda bergantung pada lingkungan, varietas dari inang dan ras patogen. Gejala selalu berubah dengan berkembangnya penyakit karena penyakit adalah suatu proses yang dinamik. Sindrom adalah urutan atau seri dari gejala penyakit.
Gejala Khas
Gejala khas banyak ditemukan pada patogen tertentu. Jamur Colletotrichum spp. pda umumnya menyebabkan gejala antraknosa dan Alternaria spp. menyebabkan gejala bercak target.
PENGAMATAN GEJALA PENYAKIT DAPAT DIBEDAKAN MENJADI DUA YAITU
1. Gejala primer : Gejala yang timbul segera dan langsung tampak. Pada umumnya penyebab penyakit sangat dekat dengan jaringan tanaman yang rusak.
2. Gejala Skunder : Gejala yang timbul jauh dari jaringan tanaman yang diserang. Gerjala Skunder muncul sebagai akibat dari serangan gejala primer.
Misalnya penyakit busuk akar dan busuk batang pada kacang tanah yang disebabkan oleh tanah yang disebabkan oleh Sclerotium rolfsii : Busuk akar & batang merupakan gejala primer merupakan gejala primer Layu daun merupakan gejala sekunder. Disini Fungi Sclerotium rolfsii menyerang akar dan leher batang tanaman sehingga bagian tanaman yang diserang ( Akar dan leher batang ) menjadi rusak ini adalah gejala primer. Sebagai akibat dari kerusakan akar dan leher batang tanaman tanaman menjadi layu. Kelayuan ini yang disebut gejala skunder.
Bagaimana memahami pengertian tanda, pengertian gejala, tipe gejala, dan mekanisme timbulnya gejala Penyakit Pada Tumbuhan
A. Gejala Penyakit
Kelainan/penyimpangan dari keadaan normal tanaman akibat adanya gangguan penyebab penyakit, dan gejala dapat dilihat dengan mata telanjang.
Berdasarkan sifatnya, ada 2 tipe gejala:
a). Gejala lokal -> Gejala yang dicirikan oleh perubahan struktur yang jelas dan terbatas. Biasanya dalam bentuk bercak atau kanker.gejalanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari tanaman (pada daun, buah, akar)
bercak daun disertai dengan hallo
b). Gejala sistemik -> Kondisi serangan penyakit yang lebih luas, bisanya tidak jelas batas batasnya. Contohnya adalah serangan oleh virus mosaic, belang maupun layu.gejalanya terdapat di seluruh tubuh tanaman (layu, kerdil)
SUMBER :
http://htysite.co.tv
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
mohon masukan buat kemajuan website untuk smk-nganjuk tercinta ini.